Entah udara apa yang menekanku begitu kuat......
Aku begitu menggigil terbeku diam tak bergerak..
Rinduku begitu kuat menghujam terhadapmu
Menelantarkan akal sehat hingga melunglai gontai tak bernadi...
tak perduli seberapa lama aku menahan lunglai berontak fikiranku
tak perlu kau hitung lafadz keikhlsan doa dalam nafasku
bukan untuk kau akui ....
aku hanya ingin kau dalam warnamu,warna sederhana yang tak pudar
Apa yang dicintai matahari ketika kuntum bermekaran?
Sejuk pagikah...
Atau canda riang cahaya siang...
Terlalu banyak keindahan yang tercipta dikala langit terang
Aku seumpama warna yang tak ada
Seumpama Rasa yang tak terasa
Apakah gelap itu ada jika tak ada terang...?
Apakah hangat itu tercipta jika tak ada kebekuan...?
Biarlah aku hanya menjadi rintik redup kala dahagamu
Menjadi penerang kecil kala gulitamu
Aku tak ingin diyakini..
Aku hanya ingin memberimu ketulusan dalam artiku
Hanya itu...
Mengertilah....
Friday, November 30, 2012
Jangan Merapuh Jinggaku
Jangan Merapuh Jinggaku
Inikah musim rintik air itu?
musim dimana banyak udara rindu menguap menjadi awan peneduh
membawa butir kesunyian menjadi keagungan yang selalu dipuja pelukis langit
bersahutan membisikan bahwa aku mencintamu aksara di tulus senyumu
jujur aku tak bisa meloloskan diri dari doa cinta yang kau ucap….
Adakah saksi yang mau kau terangkan pada gelap?
Dikala garis takdir mengukir mu dalam kerapuhan
Dalam lingkaran kambium yang terjauh dari ruh jiwamu
Yang mungkin melemahkan mimpi
Menjadi badai di savana hijau langkah mu
Sungguh aku masih ingin menggenggam jemarimu yang lembut…..
Menghisap cahaya hangat yang baru setitik kau beri
Aku masih meracau bila mengingat kerling sudut matamu yang mengunci makna
Karena ku belum lama menatap senja di lingkaran langitmu
Jangan merapuh jinggaku…
Aku tak ingin doa panjangku tanpa wajahmu
Siapa yang akan ku temui jika hanya lampu lampu malam tanpa ada senjamu?
Denting parau suaraku tanpa lentik dawai sambutmu
Tetaplah menjadi cahaya indah di ruang waktuku
KARENA AKU LEMAH TANPA MU…
Inikah musim rintik air itu?
musim dimana banyak udara rindu menguap menjadi awan peneduh
membawa butir kesunyian menjadi keagungan yang selalu dipuja pelukis langit
bersahutan membisikan bahwa aku mencintamu aksara di tulus senyumu
jujur aku tak bisa meloloskan diri dari doa cinta yang kau ucap….
Adakah saksi yang mau kau terangkan pada gelap?
Dikala garis takdir mengukir mu dalam kerapuhan
Dalam lingkaran kambium yang terjauh dari ruh jiwamu
Yang mungkin melemahkan mimpi
Menjadi badai di savana hijau langkah mu
Sungguh aku masih ingin menggenggam jemarimu yang lembut…..
Menghisap cahaya hangat yang baru setitik kau beri
Aku masih meracau bila mengingat kerling sudut matamu yang mengunci makna
Karena ku belum lama menatap senja di lingkaran langitmu
Jangan merapuh jinggaku…
Aku tak ingin doa panjangku tanpa wajahmu
Siapa yang akan ku temui jika hanya lampu lampu malam tanpa ada senjamu?
Denting parau suaraku tanpa lentik dawai sambutmu
Tetaplah menjadi cahaya indah di ruang waktuku
KARENA AKU LEMAH TANPA MU…
Subscribe to:
Posts (Atom)